PERCUSSION
marchingbandsejati
Minggu, 25 November 2012
DIRGAHAYU PGRI TH.2012
Mars PGRI (P. Endropranoto)
PGRI abadi
tetap mempersatukan diri
Dengan nama nan sentosa
lahir negara kita
tetap mempersatukan diri
Dengan nama nan sentosa
lahir negara kita
Wahai kaum guru semua
bangunkan rakyat dari g’lita
Kita lah penyuluh bangsa
pembimbing melangkah ke muka
bangunkan rakyat dari g’lita
Kita lah penyuluh bangsa
pembimbing melangkah ke muka
Insyaflah ‘kan kewajiban kita
mendidik mengajar p’tra putri
Kita lah pembangun jiwa
pencipta kekuatan negara
mendidik mengajar p’tra putri
Kita lah pembangun jiwa
pencipta kekuatan negara
PGRI abadi
bernaung di bawah sang panji
Sinar surya nan merata
anggotanya bersama
bernaung di bawah sang panji
Sinar surya nan merata
anggotanya bersama
Insyaflah ‘kan kewajiban kita
mendidikan mengajar p’tra putri
Kita lah pembangun jiwa
pencipta kekuatan negara.
mendidikan mengajar p’tra putri
Kita lah pembangun jiwa
pencipta kekuatan negara.
Jumat, 23 November 2012
Jumat, 16 November 2012
Perkembangan Marching Band di Indonesia dan Dunia
Posted: 10th June 2010 by Tomy Hardiman in Uncategorized
0
Marching band adalah istilah dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada sekelompok barisan orang yang memainkan satu atau beberapa lagu dengan menggunakan sejumlah kombinasi alat musik
(tiup, perkusi, dan sejumlah instrumen pit) secara bersama-sama.
Penampilan marching band merupakan kombinasi dari permainan musik (tiup,
dan perkusi) serta aksi baris-berbaris dari pemainnya. Umumnya
penampilan marching band dipimpin oleh satu atau dua orang komandan lapangan dan dilakukan baik di lapangan terbuka maupun lapangan tertutup dalam barisan yang membentuk formasi dengan pola yang senantiasa berubah-ubah sesuai dengan alur koreografi atas lagu yang dimainkan, dan diiringi pula dengan aksi tari yang dilakukan oleh sejumlah pemain bendera.
Marching band umumnya dikategorikan menurut fungsi, jumlah anggota, komposisi dan jenis peralatan yang digunakan, serta gaya/corak penampilannya. Pada awalnya marching band dikenal sebagai nama lain dari drum band. Penampilan marching band pada mulanya adalah sebagai pengiring parade atas perayaan ataupun festival yang dilakukan di lapangan terbuka dalam bentuk barisan dengan pola yang tetap dan kaku, serta memainkan lagu-lagu mars. Dinamika keseimbangan penampilan diperoleh melalui atraksi individual yang dilakukan oleh mayoret, ataupun beberapa personil pemain instrumen. Namun saat ini permainan musik marching band dapat dilakukan baik di lapangan terbuka ataupun tertutup sebagai sebagai pengisi acara dalam suatu perayaan, ataupun kejuaraan.
Komposisi musik yang dimainkan marching band umumnya bersifat lebih harmonis dan tidak semata-mata memainkan lagu dalam bentuk mars, ragam peralatan yang digunakan lebih kompleks, formasi barisan yang lebih dinamis, dan corak penampilannya membuat marching band merupakan kategori yang terpisah dan berbeda dengan drum band yang umumnya memiliki komposisi penggunaan instrumen perkusi yang lebih banyak dari instrumen musik tiup. Tipikal bentuk dan penampilan drum band yang paling dikenal adalah drum band yang dimiliki oleh institusi kemiliteran ataupun kepolisian. Adaptasi lebih lanjut dari penampilan marching band di atas panggung adalah dalam bentuk brass band.
Penampilan marching band Universitas Detroit tahun 1920-an.
Marching Band bermula dari tradisi purba sebagai kegiatan yang dilakukan oleh beberapa musisi yang bermain musik secara bersama-sama dan dilakukan sambil berjalan untuk mengiringi suatu perayaan ataupun festival. Seiring dengan perjalananan waktu, marching band ber-evolusi menjadi lebih terstruktur dalam kemiliteran di masa-masa awal era negara kota. Bentuk inilah yang menjadi dasar awal band militer yang kemudian menjadi awal munculnya marching band saat ini.]
Meskipun pola marching band telah berkembang jauh, masih terdapat cukup banyak tradisi militer yang bertahan dalam budaya marching band, tradisi milter tersebut tampak pada atribut-atribut seragam yang digunakan, tata cara berjalan, model pemberian instruksi dalam latihan umumnya masih merupakan adaptasi dari tradisi militer yang telah disesuaikan sedemikian rupa.
Di Indonesia, budaya marching band merupakan pengembangan lebih lanjut atas budaya drum band yang sebelumnya berada di bawah naungan organisasi PDBI (singkatan dari “Persatuan Drum Band Seluruh Indonesia“) yang dibina oleh Menpora (singkatan dari “Menteri pemuda dan olah raga“). Marching band lahir sebagai kegiatan yang memfokuskan penampilan pada permainan musik dan visual secara berimbang, berbeda dengan drum band yang lebih memfokuskan sebagai kegiatan olah raga. Dalam perkembangannya, marching band di Indonesia banyak mengadaptasikan variasi teknik-teknik permainan yang digunakan oleh grup-grup drum corps di Amerika, khususnya pada instrumen perkusi. Hal ini membuat corak permainan dalam penampilan marching band menjadi lebih mudah dibedakan dari corak penampilan drum band.
Instrumen
Sesi pemanasan Brigadiers Drum & Bugle Corps
Penampilan The Pacemakers tahun 2008
Instrumen yang digunakan dalam penampilan marching band umumnya dapat dikelompokkan pada beberapa kategori menurut jenis dan cara memainkannya. Pengelompokkan ini secara tidak langsung pula mempengaruhi struktur organisasional kepelatihan yang umumnya dispesifikasikan menurut kategori-kategori tersebut, masing-masing kategori memiliki pelatih tersendiri. Selain kepelatihan, pengelompokkan ini umumnya berpengaruh pula pada perilaku sosial para pemain yang terlibat dengan menciptakan kelas-kelas sosial non-formal yang membentuk kebanggaan kelompok.
Instrumen musik tiup
Pada mulanya ragam instrumen musik tiup yang digunakan dalam marching band identik dengan yang digunakan drum band. Namun pada perkembangannya, beberapa jenis instrumen musik tiup seperti cornet, clarinet, flugelhorn, saksofon (termasuk di dalamnya sofrano, alto, dan tenor), trombone, sousaphone, dan flute yang jamak digunakan drum band sudah ditinggalkan. Umumnya instrumen musik tiup yang digunakan dalam permainan marching band menggunakan nada dasar B♭ atau F. Jenis-jenis instrumen musik tiup yang digunakan marching band umumnya adalah:
Instrumen musik perkusi
Instrumen musik perkusi dalam kelompok ini merupakan jenis instrumen bergerak yang dibawa oleh pemain dan dimainkan dalam barisan seperti halnya instrumen musik tiup. Seksi yang memainkan instrumen musik perkusi sambil berjalan disebut juga sebagai drumline atau battery. Ragam instrumen musik perkusi yang digunakan marching band umumnya lebih sedikit dari yang digunakan pada permainan drum band. Instrumen-instrumen tersebut adalah:
Instrumen pit pada dasarnya merupakan instrumen musik perkusi yang bernada. Pada penampilan marching band umumnya jenis instrumen ini bersifat statis, pemainnya tidak ikut dalam barisan seperti kelompok instrumen lainnya melainkan memainkannya di bagian depan lapangan yang digunakan dalam penampilan. Ragam jenis instrumen yang digunakan marching band umumnya lebih bervariatif dibandingkan drum band. Beberapa grup marching band bahkan terkadang merakit sendiri instrumen pit untuk menghasilkan suara-suara unik dalam musik yang dimainkan. Jenis-jenis instrumen pit yang umumnya digunakan pada penampilan marching antara lain:
Instrumen Bendera
Instrumen bendera tidak digunakan untuk bermain musik, melainkan dimanfaatkan oleh pemainnya sebagai alat bantu aksi tari untuk menghasilkan efek-efek visual tertentu yang mendukung penampilan. Pada prakteknya, pemain instrumen ini tidak selalu menggunakan bendera sebagai aksesori, namun bisa menggunakan peralatan-peralatan lain seperti senapan kayu, selendang, panji-panji, atau bahkan sapu tergantung pada koreografinya untuk mendukung penampilan secara keseluruhan. Namun biasanya instrumen dasar yang digunakan adalah:
Salah satu bentuk penampilan Texas marching band
Aspek-aspek yang terkait dalam penampilan marching band pada dasarnya dikelompokkan dalam dua kategori utama, yaitu aspek musikal dan aspek visual. Pengelompokkan ini berpengaruh pula pada metode pelatihan pada proses penyiapan sehingga sebuah grup marching band siap tampil. Umumnya latihan atas masing-masing aspek tersebut dilakukan secara terpisah terlebih dulu sebelum digabungkan sebagai satu penampilan utuh.
Aspek musikal
Lagu-lagu yang dibawakan dalam satu penampilan marching band umumnya membawa satu genre yang sama atau merupakan kombinasi atas beberapa genre dalam satu tema yang sama, namun demikian genre yang dibawa dalam satu penampilan tiap-tiap marching band bisa berbeda-beda.
Secara struktural, umumnya karakteristik lagu-lagu yang dibawakan tiap-tiap marching band memiliki tipikal elemen yang sama. Bagian “pembuka” yang ditujukan untuk meraih atensi penonton, “solo perkusi” atau disebut dengan feature, “balada” yang menampilkan solo musik tiup bersama dengan solo perkusi, dan “penutup” sebagai puncak dari penampilan. Di masing-masing elemen tersebut sering pula diwarnai dengan variasi teknik permainan, termasuk didalamnya permainan tempo, birama, yang ditujukan untuk mendapatkan satu dinamika permainan yang lebih seimbang, serta sebagai wahana menunjukkan kapabilitas grup yang bersangkutan.
Aspek visual
Koreografi merupakan inti utama dari aspek visual dalam penampilan marching band. Di dalamnya melingkupi alur pola atas formasi baris berbaris yang digunakan, aksi-aksi tari yang dibawakan oleh para pemain bendera, gerakan-gerakan untuk menampilkan satu efek visual tertentu yang dilakukan oleh satu, sekelompok, atau seluruh pemain yang terlibat dalam formasi barisan. Seringkali penampilan marching band menggunakan aksesoris-aksesoris tambahan yang dimainkan oleh beberapa orang pemain untuk mendukung mendapatkan efek visual tertentu secara keseluruhan.
Perangkat lunak
Bentuk penampilan marching band yang dinamis umumnya membuat kompleksitas aransemen lagu dan perancangan formasi barisan menjadi lebih tinggi. Para pelatih marching band instrumen musik umumnya memanfaatkan perangkat lunak sebagai alat bantu untuk memecahkan tingkat kompleksitas tersebut dalam proses aransemen lagu, melakukan ekstraksi atas partitur ke dalam tiap-tiap kelompok instrumen musik (termasuk instrumen musik tiup, perkusi, dan pit). Demikian pula halnya dengan pelatih visual, perangkat lunak digunakan untuk mempermudah perancangan formasi barisan, simulasi dan analisis atas kemungkinan terjadinya tabrakan antar pemain, dan visualisasi permainan tiap lagu dalam suatu penampilan.
Beberapa perangkat lunak yang tersedia saat ini bahkan mampu menggabungkan disain formasi barisan dan aransemen musik sehingga menjadi suatu bentuk model pertunjukan yang digunakan untuk memberikan gambaran atas simulasi pertunjukan kepada seluruh pemain yang terlibat dengan tujuan untuk mempermudah pemain dalam memahami alur pertunjukan dan aliran pergerakan formasi barisan.
Kompetisi
Kompetisi umumnya menjadi perangsang atas kemajuan marching band di Indonesia. Dengan adanya kompetisi ini, masing-masing marching band umumnya berupaya untuk mengembangkan, atau mengadaptasikan teknik-teknik permainan tertentu untuk menunjukkan kapabilitas grup marching band tersebut, atau menciptakan satu keunikan yang berbeda sehingga menjadi ciri khas penampilan suatu grup marching band. Skala kompetisi ini bisa mencakup tingkat daerah, propinsi, ataupun nasional. Di Indonesia terdapat cukup banyak ajang kejuaraan tingkat nasional yang diselenggarakan, namun yang umumnya frekuentif diselenggarakan secara konsisten adalah GPMB (Grand Prix Marching Band).
Marching band umumnya dikategorikan menurut fungsi, jumlah anggota, komposisi dan jenis peralatan yang digunakan, serta gaya/corak penampilannya. Pada awalnya marching band dikenal sebagai nama lain dari drum band. Penampilan marching band pada mulanya adalah sebagai pengiring parade atas perayaan ataupun festival yang dilakukan di lapangan terbuka dalam bentuk barisan dengan pola yang tetap dan kaku, serta memainkan lagu-lagu mars. Dinamika keseimbangan penampilan diperoleh melalui atraksi individual yang dilakukan oleh mayoret, ataupun beberapa personil pemain instrumen. Namun saat ini permainan musik marching band dapat dilakukan baik di lapangan terbuka ataupun tertutup sebagai sebagai pengisi acara dalam suatu perayaan, ataupun kejuaraan.
Komposisi musik yang dimainkan marching band umumnya bersifat lebih harmonis dan tidak semata-mata memainkan lagu dalam bentuk mars, ragam peralatan yang digunakan lebih kompleks, formasi barisan yang lebih dinamis, dan corak penampilannya membuat marching band merupakan kategori yang terpisah dan berbeda dengan drum band yang umumnya memiliki komposisi penggunaan instrumen perkusi yang lebih banyak dari instrumen musik tiup. Tipikal bentuk dan penampilan drum band yang paling dikenal adalah drum band yang dimiliki oleh institusi kemiliteran ataupun kepolisian. Adaptasi lebih lanjut dari penampilan marching band di atas panggung adalah dalam bentuk brass band.
Penampilan marching band Universitas Detroit tahun 1920-an.
Marching Band bermula dari tradisi purba sebagai kegiatan yang dilakukan oleh beberapa musisi yang bermain musik secara bersama-sama dan dilakukan sambil berjalan untuk mengiringi suatu perayaan ataupun festival. Seiring dengan perjalananan waktu, marching band ber-evolusi menjadi lebih terstruktur dalam kemiliteran di masa-masa awal era negara kota. Bentuk inilah yang menjadi dasar awal band militer yang kemudian menjadi awal munculnya marching band saat ini.]
Meskipun pola marching band telah berkembang jauh, masih terdapat cukup banyak tradisi militer yang bertahan dalam budaya marching band, tradisi milter tersebut tampak pada atribut-atribut seragam yang digunakan, tata cara berjalan, model pemberian instruksi dalam latihan umumnya masih merupakan adaptasi dari tradisi militer yang telah disesuaikan sedemikian rupa.
Di Indonesia, budaya marching band merupakan pengembangan lebih lanjut atas budaya drum band yang sebelumnya berada di bawah naungan organisasi PDBI (singkatan dari “Persatuan Drum Band Seluruh Indonesia“) yang dibina oleh Menpora (singkatan dari “Menteri pemuda dan olah raga“). Marching band lahir sebagai kegiatan yang memfokuskan penampilan pada permainan musik dan visual secara berimbang, berbeda dengan drum band yang lebih memfokuskan sebagai kegiatan olah raga. Dalam perkembangannya, marching band di Indonesia banyak mengadaptasikan variasi teknik-teknik permainan yang digunakan oleh grup-grup drum corps di Amerika, khususnya pada instrumen perkusi. Hal ini membuat corak permainan dalam penampilan marching band menjadi lebih mudah dibedakan dari corak penampilan drum band.
Instrumen
Sesi pemanasan Brigadiers Drum & Bugle Corps
Penampilan The Pacemakers tahun 2008
Instrumen yang digunakan dalam penampilan marching band umumnya dapat dikelompokkan pada beberapa kategori menurut jenis dan cara memainkannya. Pengelompokkan ini secara tidak langsung pula mempengaruhi struktur organisasional kepelatihan yang umumnya dispesifikasikan menurut kategori-kategori tersebut, masing-masing kategori memiliki pelatih tersendiri. Selain kepelatihan, pengelompokkan ini umumnya berpengaruh pula pada perilaku sosial para pemain yang terlibat dengan menciptakan kelas-kelas sosial non-formal yang membentuk kebanggaan kelompok.
Instrumen musik tiup
Pada mulanya ragam instrumen musik tiup yang digunakan dalam marching band identik dengan yang digunakan drum band. Namun pada perkembangannya, beberapa jenis instrumen musik tiup seperti cornet, clarinet, flugelhorn, saksofon (termasuk di dalamnya sofrano, alto, dan tenor), trombone, sousaphone, dan flute yang jamak digunakan drum band sudah ditinggalkan. Umumnya instrumen musik tiup yang digunakan dalam permainan marching band menggunakan nada dasar B♭ atau F. Jenis-jenis instrumen musik tiup yang digunakan marching band umumnya adalah:
Instrumen musik perkusi
Instrumen musik perkusi dalam kelompok ini merupakan jenis instrumen bergerak yang dibawa oleh pemain dan dimainkan dalam barisan seperti halnya instrumen musik tiup. Seksi yang memainkan instrumen musik perkusi sambil berjalan disebut juga sebagai drumline atau battery. Ragam instrumen musik perkusi yang digunakan marching band umumnya lebih sedikit dari yang digunakan pada permainan drum band. Instrumen-instrumen tersebut adalah:
- Snare drum
- Drum tenor / Quint
- Drum bass (umumnya menggunakan 4 sampai 6 jenis drum bass yang berbeda)
- Simbal
Instrumen pit pada dasarnya merupakan instrumen musik perkusi yang bernada. Pada penampilan marching band umumnya jenis instrumen ini bersifat statis, pemainnya tidak ikut dalam barisan seperti kelompok instrumen lainnya melainkan memainkannya di bagian depan lapangan yang digunakan dalam penampilan. Ragam jenis instrumen yang digunakan marching band umumnya lebih bervariatif dibandingkan drum band. Beberapa grup marching band bahkan terkadang merakit sendiri instrumen pit untuk menghasilkan suara-suara unik dalam musik yang dimainkan. Jenis-jenis instrumen pit yang umumnya digunakan pada penampilan marching antara lain:
Instrumen Bendera
Instrumen bendera tidak digunakan untuk bermain musik, melainkan dimanfaatkan oleh pemainnya sebagai alat bantu aksi tari untuk menghasilkan efek-efek visual tertentu yang mendukung penampilan. Pada prakteknya, pemain instrumen ini tidak selalu menggunakan bendera sebagai aksesori, namun bisa menggunakan peralatan-peralatan lain seperti senapan kayu, selendang, panji-panji, atau bahkan sapu tergantung pada koreografinya untuk mendukung penampilan secara keseluruhan. Namun biasanya instrumen dasar yang digunakan adalah:
- Bendera
- Senapan kayu
Salah satu bentuk penampilan Texas marching band
Aspek-aspek yang terkait dalam penampilan marching band pada dasarnya dikelompokkan dalam dua kategori utama, yaitu aspek musikal dan aspek visual. Pengelompokkan ini berpengaruh pula pada metode pelatihan pada proses penyiapan sehingga sebuah grup marching band siap tampil. Umumnya latihan atas masing-masing aspek tersebut dilakukan secara terpisah terlebih dulu sebelum digabungkan sebagai satu penampilan utuh.
Aspek musikal
Lagu-lagu yang dibawakan dalam satu penampilan marching band umumnya membawa satu genre yang sama atau merupakan kombinasi atas beberapa genre dalam satu tema yang sama, namun demikian genre yang dibawa dalam satu penampilan tiap-tiap marching band bisa berbeda-beda.
Secara struktural, umumnya karakteristik lagu-lagu yang dibawakan tiap-tiap marching band memiliki tipikal elemen yang sama. Bagian “pembuka” yang ditujukan untuk meraih atensi penonton, “solo perkusi” atau disebut dengan feature, “balada” yang menampilkan solo musik tiup bersama dengan solo perkusi, dan “penutup” sebagai puncak dari penampilan. Di masing-masing elemen tersebut sering pula diwarnai dengan variasi teknik permainan, termasuk didalamnya permainan tempo, birama, yang ditujukan untuk mendapatkan satu dinamika permainan yang lebih seimbang, serta sebagai wahana menunjukkan kapabilitas grup yang bersangkutan.
Aspek visual
Koreografi merupakan inti utama dari aspek visual dalam penampilan marching band. Di dalamnya melingkupi alur pola atas formasi baris berbaris yang digunakan, aksi-aksi tari yang dibawakan oleh para pemain bendera, gerakan-gerakan untuk menampilkan satu efek visual tertentu yang dilakukan oleh satu, sekelompok, atau seluruh pemain yang terlibat dalam formasi barisan. Seringkali penampilan marching band menggunakan aksesoris-aksesoris tambahan yang dimainkan oleh beberapa orang pemain untuk mendukung mendapatkan efek visual tertentu secara keseluruhan.
Perangkat lunak
Bentuk penampilan marching band yang dinamis umumnya membuat kompleksitas aransemen lagu dan perancangan formasi barisan menjadi lebih tinggi. Para pelatih marching band instrumen musik umumnya memanfaatkan perangkat lunak sebagai alat bantu untuk memecahkan tingkat kompleksitas tersebut dalam proses aransemen lagu, melakukan ekstraksi atas partitur ke dalam tiap-tiap kelompok instrumen musik (termasuk instrumen musik tiup, perkusi, dan pit). Demikian pula halnya dengan pelatih visual, perangkat lunak digunakan untuk mempermudah perancangan formasi barisan, simulasi dan analisis atas kemungkinan terjadinya tabrakan antar pemain, dan visualisasi permainan tiap lagu dalam suatu penampilan.
Beberapa perangkat lunak yang tersedia saat ini bahkan mampu menggabungkan disain formasi barisan dan aransemen musik sehingga menjadi suatu bentuk model pertunjukan yang digunakan untuk memberikan gambaran atas simulasi pertunjukan kepada seluruh pemain yang terlibat dengan tujuan untuk mempermudah pemain dalam memahami alur pertunjukan dan aliran pergerakan formasi barisan.
Perangkat lunak pembantu perancangan aransemen lagu | Perangkat lunak pembantu perancangan formasi barisan |
Kompetisi umumnya menjadi perangsang atas kemajuan marching band di Indonesia. Dengan adanya kompetisi ini, masing-masing marching band umumnya berupaya untuk mengembangkan, atau mengadaptasikan teknik-teknik permainan tertentu untuk menunjukkan kapabilitas grup marching band tersebut, atau menciptakan satu keunikan yang berbeda sehingga menjadi ciri khas penampilan suatu grup marching band. Skala kompetisi ini bisa mencakup tingkat daerah, propinsi, ataupun nasional. Di Indonesia terdapat cukup banyak ajang kejuaraan tingkat nasional yang diselenggarakan, namun yang umumnya frekuentif diselenggarakan secara konsisten adalah GPMB (Grand Prix Marching Band).
Langganan:
Postingan (Atom)